RI Tiba-Tiba Pepet Pesawat China Pesaing Boeing, Ini Alasannya
Pemerintah RI mulai merayu perusahaan produksi pesawat terbang China untuk lebih mengintensifkan kerja sama dengan maskapai Indonesia. Terbaru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan pimpinan perusahaan pesawat asal Tiongkok, yakni He Dongfeng, Chairman & CPC Secretary Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) di Shanghai, China, Kamis (11/1/2024). Apa tujuannya>
“Saat ini kan sudah ada maskapai nasional yang menggunakan COMAC,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/1/2024).
Maskapai tersebut adalah TransNusa yang sudah menggunakan dua pesawat ARJ-21 untuk penerbangan CGK-KUL (Cengkareng-Kuala Lumpur) dan CGK-JHB (Cengkareng – Johor Bahru). Adita menilai pesawat ini cocok untuk penerbangan dengan bandara tidak terlalu https://buddykas.store/ besar.
“Dan melihat karakteristik negara kepulauan seperti Indonesia, pesawat yang diproduksi ARJ 21 bisa menjawab kebutuhan pesawat yang bisa mendarat di bandara-bandar 1600 meter seperti yang banyak di bangun di pelosok,” imbuhnya.
ARJ21-700 menjadi pesawat penumpang paling kecil di keluarga ARJ 21. Kendaraan di matra udara tersebut hanya memiliki dimesi panjang 33,5 meter, tinggi 8,4 meter, dan area sayap 79,9 m2. Sementara berat kosongnya 25 ribu kilogram dengan maximum take-off weight 45 ribu kilogram.
ARJ21-700 memiliki ruang kabin yang tergolong sempit, yakni lebar 3,1 meter dan tinggi 2 meter. Sementara kapasitas penumpangnya sekira 78 hingga 90 orang.
Foto: Pesawat C919 Commercial Aircraft Corp of China (COMAC), jet penumpang besar pertama yang diproduksi di dalam negeri Tiongkok, tampil pada Airshow China 2022 di Zhuhai, di provinsi Guangdong, Tiongkok selatan pada 8 November 2022. (AFP/-/File Foto)
Pesawat C919 Commercial Aircraft Corp of China (COMAC), jet penumpang besar pertama yang diproduksi di dalam negeri Tiongkok, tampil pada Airshow China 2022 di Zhuhai, di provinsi Guangdong, Tiongkok selatan pada 8 November 2022. (Photo by CNS / AFP/File Foto) |
Pesawat penumpang tersebut memiliki bagasi yang bisa memuat barang bawaan hingga 8.900 kilogram. Kemudian kapasitas bahan bakarnya diklaim mencapai 12.700 liter. Nah, pembekalan itu membuat pesawat bisa menempuh 2.200 kilometer sekali terbang, dengan kecepatan maksimum 870 km/jam.
Sebelum dipakai TransNusa, pesawat penumpang yang rilis pada 2009 tersebut lebih dulu digunakan Chengdu Airlines, Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan pimpinan COMAC, Chairman & CPC Secretary COMAC He Dongfeng. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai hubungan kerja sama antara COMAC dengan TransNusa. TransNusa menjadi maskapai Indonesia pertama yang menggunakan pesawat buatan COMAC.
“Kami menyambut baik kerja sama yang dilakukan antara kedua belah pihak. Kerja sama ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan di Indonesia,” ujar Budi Karya.
Lebih lanjut, Budi Karya mengajak COMAC untuk terus memperkuat kemitraan dan mempertimbangkan untuk berinvestasi mengembangkan industri penerbangan di Indonesia.
Dalam kunjungannya, Budi Karya berkesempatan berkunjung ke pabrik pesawat COMAC untuk menyaksikan langsung proses pembuatan pesawat berteknologi mutakhir dengan pengerjaan yang detail.
“Saya menekankan agar produksi pesawat terbang ini betul-betul mengutamakan kualitas yang lebih aman, efisien dan ramah lingkungan,” imbuhnya.