Wow! Pemenang Nobel Ekonomi Ini Pernah Magang di Bappenas

Pindah Ibu Kota Bakal Diurus Badan Otorita

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa pemenang hadiah nobel ekonomi pernah magang di lembaga yang dipimpin.

Ia menceritakan ada dua pemenang hadiah nobel di bidang ekonomi pada 2019, yaitu Esther Duflo dan Abhijit Banerjee yang pernah magang di Bappenas. Keduanya magang di sana untuk meneliti kebijakan SD inpres bentukan Presiden Soeharto dalam mengatasi kemiskinan.

“Cerita saja misal Esther Duflo dan Banerjee, pemenang hadiah nobel di 2019 di bidang ekonomi, itu pernah magang di Bappenas, jadi barang siapa yang ingin jadi pemenang nobel silahkan magang di Bappenas,” kata Suharso dalam acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia di Jakarta, Senin (8/5/2023)

Dalam penelitiannya itu, terhadap kebijakan sekolah kecil yang dibentuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD, Esther kata Suharso mampu menunjukkan bahwa SD itu dapat meningkatkan pendidikan dan pendapatan masyarakat.

Penelitian mereka menunjukkan bahwa, anak-anak usia 2 – 6 tahun di Indonesia pada 1974 mampu menerima 0,12 hingga 0,19 tahun lebih banyak pendidikan, untuk setiap sekolah yang dibangun per 1.000 anak di wilayah kelahiran mereka. Sebelum adanya SD itu pendidikan mereka lebih lambat 0,02 tahun.

“Dia meneliti SD Inpres pada 1971-1976 yang meningkatkan tingkat peluang kemungkinan dari setiap anak usia sekolah di tingkat SD naik luar biasa dari 0,02 menjadi 0,01 jadi jauh sekali loncatannya, 0,19 bahkan” tegas Suharso.

Dari hasil studi Esther ini, ia menekankan bahwa pendidikan sejak dini menjadi penting bagi masyarakat dan harus didorong, sebagaimana tertuang dalam hasil penelitian terbitan 2000 dengan judul “Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from An Unusual Policy Experiment”.

“Jadi Duflo ingin mengatakan pendidikan bukan saja enebler tapi satu faktor yang menentukan sedangkan ekonomi mainstream menganggap masih ada distansi ke arah sana,” tuturnya.

“Oleh karena itu, kami ke depan ingin memilih SDM jadi 0enting bukan hanya cerdas bisa sekolah tapi sehat, dapat perlindungan sosial, dan juga scientific tamper agar semangat inovasi muncul di kalangan generasi kita bukan hanya konsumer dari kemajuan ekonomi,” ucap Suharso.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*