Proyek Listrik Raksasa RI Terus Molor, AS Biang Keroknya?

PLTGU Muara Karang (CNBC Indonesia/Nia)

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan molornya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 yang digadang-gadang sebagai pembangkit listrik terintegrasi pertama dan terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menargetkan pembangunan proyek PLTGU berkapasitas 1.760 Mega Watt (MW) tersebut selesai pada Desember 2021 lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akhirnya membeberkan masalah utama dari molornya operasi PLTGU Jawa-1 yang berlokasi di Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Arifin mengungkapkan bahwa yang menjadi biang kerok dari molornya operasi PLTGU Jawa-1 adalah karena alat yang digunakan tidak sesuai dengan standar. “Ada masalah desain alat. Ya ternyata nggak proven,” jelas Arifin di Gresik, Jawa Timur, saat ditanya apa alasan utama PLTGU Jawa-1 belum juga beroperasi hingga sekarang, dikutip Senin (8/5/2023).

Lebih lanjut, Arifin enggan untuk mengatakan dari mana asal alat yang nyatanya belum memenuhi standar itu. Namun yang pasti, alat tersebut disokong oleh perusahaan yang memiliki nama besar di kelasnya.

Dia menyebut, perusahaan penyedia alat tersebut berasal dari Amerika Serikat. “Big name, negaranya Uncle Sam. Makanya, kalau milih harus barang yang sudah terbukti, jalannya bagus,” tegas Arifin.

Perlu diketahui, PLTGU Jawa-1 mulai dibangun pada Desember 2018 lalu. Pengerjaan PLTGU Jawa-1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia atau Pertamina NRE, Subholding Power and New Renewable Energy Pertamina, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.

Dengan konstruksi infrastruktur gas dan pembangkit tenaga listrik terpadu ini terdiri dari infrastruktur LNG/gas Floating Storage Regasification unit (FSRU) dan dua gas turbin yang dinilai paling efisien dengan tingkat emisi terendah.

Sebelumnya, diketahui bahwa PT Jawa Satu Power memberikan kepercayaan kepada konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) dengan kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan Perjanjian Pemeliharaan pembangkitan listrik selama 25 tahun.

Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services selama 25 tahun.

Selain itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik, sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin. Pertamina, Marubeni dan Sojitz juga menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU.

PLTGU Jawa-1 sudah mencapai milestone First Fire pada 23 Februari 2022 untuk Unit 1 dan ditargetkan segera disusul untuk Unit 2. Pembangkit berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara ini diharapkan dapat beroperasi atau Commercial Operation Date (COD) pada semester 1 2022.

First Fire adalah penyalaan perdana atau biasa juga dikenal dengan istilah first ignition unit power block, khususnya turbin dengan menggunakan gas. Untuk PLTGU Jawa-1, pasokan gas berasal dari LNG ex Tangguh Papua yang di-regasifikasi di FSRU Jawa Satu.

Setelah first fire, rangkaian tahapan berikutnya adalah commissioning lanjut, sinkronisasi, performance test, reliability test dan pada akhirnya COD.

“Kami optimis rangkaian tahapan lainnya juga dapat kami lakukan dengan baik sehingga bisa COD pada semester ini. Keberadaan PLTGU Jawa-1 sangat penting dalam proses transisi energi dimana gas merupakan energi ramah lingkungan dan jembatan utama untuk mewujudkan bauran energi nasional sesuai amanat dari Presiden Republik Indonesia,” ungkap Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE selaku operator PLTGU Jawa-1, Kamis (24/2/2022).

Dengan mengintegrasikan FSRU dengan unit pembangkit, PLTGU Jawa-1 menjadi PLTGU terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan memiliki 2 unit power block dan berkapasitas total 1.760 MW.

PLTGU Jawa-1 menggunakan teknologi generasi terbaru single shaft combined cycle gas turbine yang memberikan efisiensi termal tinggi mencapai kisaran 60-65% dan menghasilkan listrik yang nantinya akan dikirim ke PLN melalui saluran transmisi 500 KV menuju Gardu Induk PLN di Cibatu Baru/Sukatani, Bekasi.

PLTGU Jawa-1 dirancang untuk menyuplai listrik kepada konsumen industri maupun rumah tangga di wilayah Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*