Malapetaka Baru Ancam Eropa: Kecelakaan Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhiadi Ukrina. (AFP/ED JONES)

Malapetaka baru ancam Eropa. Ini terkait kecelakaan nuklir.

Hal ini terkait pembangkit listrik nuklir terbesar Eropa, Zaporizhzhia, yang saat ini menjadi salah satu lini depan perang Rusia-Ukraina. Lembaga itu menyebut kondisi pembangkit itu mengkhawatirkan.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa kondisi pembangkit itu tidaklah aman, dengan risiko keselamatan dan keamanan nuklir yang sangat nyata. Apalagi, ukuran Zaporizhzhia dua kali lipat lebih besar dari Chernobyl, yang meledak pada 1986 lalu.

“Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah ancaman kecelakaan nuklir yang parah dan konsekuensinya bagi penduduk dan lingkungan,” katanya dalam sebuah pernyataan dikutip CNBC International, Senin (8/5/2023).

“Saya sangat prihatin dengan risiko keselamatan dan keamanan nuklir yang sangat nyata yang dihadapi pembangkit. Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah ancaman kecelakaan nuklir yang parah dan konsekuensi terkaitnya bagi penduduk dan lingkungan.”

Grossi menambahkan bahwa IAEA telah menerima informasi bahwa penduduk dari kota terdekat di mana mayoritas pekerja pembangkit tinggal, Enerhodar, telah berhimpun untuk memantau situasi dengan cermat terkait setiap potensi dampak terhadap keselamatan dan keamanan nuklir.

“Para ahli IAEA di lokasi terus mendengar penembakan secara teratur,” tambah pernyataan itu.

Walikota Enerhodar yang diasingkan, Dmytro Orlov, mengatakan dalam sebuah posting Telegram pada hari Sabtu bahwa pasukan Rusia memicu suasana ‘panik’ dengan pengumuman evakuasi baru-baru ini.

“Gelombang pertama evakuasi dimulai kemarin pagi, tapi sekarang tidak bisa disebut ‘massa’. Beberapa orang yang ingin pergi dimuat ke dalam bus. Beberapa pergi dengan kendaraan mereka sendiri. Akibatnya, SPBU kehabisan bahan bakar kemarin. ATM tidak berfungsi, atau bekerja dengan batasan besar, dan tidak ada tempat untuk menarik uang,” katanya.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa penduduk sedang dievakuasi ke Berdiansk dan Prymorsk, dua kota terdekat di pantai Azov yang juga berada di bawah pendudukan militer Rusia.

“Evakuasi tunduk pada orang-orang yang memiliki paspor Rusia. Yang pertama dievakuasi adalah mereka yang menerima kewarganegaraan Rusia pada bulan-bulan pertama pendudukan.”

Direbut oleh Rusia pada hari-hari awal perang, kompleks Zaporizhzhia masih dioperasikan oleh teknisi Ukraina. Enam reaktor pembangkit di kompleks itu menjadikannya salah satu yang terbesar di Eropa.

Ada kekhawatiran internasional yang meningkat setelah penembakan menghantam lokasi pada bulan Agustus. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas serangan di sekitar pabrik.

Grossi terakhir mengunjungi stasiun Zaporizhzhia pada bulan Maret sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan kesepakatan dari kedua belah pihak tentang pengamanan untuk memastikan perlindungan pabrik.

Jumlah staf di pabrik tersebut telah menurun dalam beberapa bulan terakhir. Meski begitu, kepala direktur pembangkit, Yuri Chernichuck, menegaskan staf yang bekerja di Zaporizhzhia tidak akan dievakuasi dan bakal terus memantau situasi demi alasan keamanan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*