Industri HP sedang terguncang beberapa kuartal terakhir, baik di pasar global maupun RI. Sepanjang 2022 lalu, laporan IDC mencatat penurunan pengapalan HP sebesar 14,3% atau terburuk dalam 13 tahun.
Minat beli masyarakat pun mengalami peralihan, dari HP murah ke HP premium. Salah satu faktornya adalah kondisi makroekonomi yang belum stabil, sehingga masyarakat memilih HP yang lebih tahan lama meski lebih mahal.
Lantas, apakah tren ini akan membawa ‘kiamat’ untuk HP murah? Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia, mengakui bahwa pasar HP murah di Indonesia memang akan tertekan. Namun, untuk saat ini, pasar HP di angka 3 jutaan masih mendominasi.
“Smartphone dengan harga dibawah US$ 200 atau sekitar Rp 3 jutaan, memiliki kontribusi sekitar 76% dari total sell-in smartphone di Indonesia pada Q4 2022. Hal ini menunjukkan bahwa pasar smartphone di Indonesia masih didominasi oleh rentang harga tersebut,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Senin (8/5/2023).
“Walaupun seiring berjalannya waktu IDC melihat adanya penurunan kontribusi smartphone di rentang harga tersebut,” ia menambahkan.
Menurutnya, tren warga RI yang mengarah ke HP premium dikarenakan keinginan mereka untuk memiliki perangkat dengan spesifikasi dan durabilitas yang lebih baik.
Di saat bersamaan, para vendor smartphone juga mulai memperluas portofolio untuk HP premium. Pasalnya, para vendor telah memiliki portofolio cukup kuat untuk HP murah.
“Dari sisi vendor, IDC melihat adanya tendensi untuk memperluas portofolio mereka di rentang harga yang lebih tinggi karena memang sebagian besar sudah memiliki portofolio yang cukup kuat di rentang harga yang lebih rendah,” Vanessa menjelaskan.
Lebih lanjut, ia mengatakan pertumbuhan HP dengan rentang harga lebih tinggi menunjukkan angka positif. Kendati begitu, secara keseluruhan jumlah sell-in HP mahal memang jauh lebih kecil ketimbang HP murah.
Sebagai informasi, sell-in adalah penjualan unit HP ke distributor. Angka itu tidak sama dengan sell-out, yakni penjualan dari distributor ke tangan pembeli. Kendati demikian, angka sell-in bisa memberi gambaran atas minat pembelian masyarakat.
“Dilihat dari angka pertumbuhan, smartphone pada rentang harga lebih tinggi seperti diatas US$600 memiliki pertumbuhan yang lebih besar, tetapi perlu diingat bahwa selain faktor yang disebutkan di atas, pertumbuhan juga terjadi karena smartphone dengan harga tinggi memiliki jumlah sell-in yang jauh lebih kecil dibandingkan smartphone dengan harga di bawahnya,” ia memungkasi.
Sepanjang 2022, ada 35 juta unit HP yang dijual di RI atau turun dari yang sebelumnya 41 juta unit HP pada 2021.
Oppo jadi raja dengan pangsa pasar 22,4%, lalu disusul Samsung 21,7%, Vivo 17,9%, Xiaomi 14,2%, dan Realme 11,8%. Dari ‘Top 5’ vendor tersebut, semuanya mencatat pertumbuhan minus kecuali Samsung.