Emiten Prajogo (TPIA) Buka Suara Soal Gerak Saham & Suspensi Bursa
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) buka suara soal pergerakan harga sahamnya yang tak normal belakangan ini. Diketahui, akibat pergerakannya, TPIA sempat disuspen oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Suryandi mengatakan, pohaknya melihat pergerakan harga saham ino berkaitan dengan dinamika pasar.
“Dinamika pasar, entah bagaimana mereka melihat pengembangan bisnis dari perusahaan, berapa jumlah saham yang beredar di masyarakat, harganya seperti apa,” tutur Suryandi saat public expose TPIA, Rabu, (10/1/2024).
Sementara terkait pergerakannya https://slots-kas138.space/ yang tidak wajar, perseroan menyerahkan asumsi itu kepada pihak otoritas, salah satunya BEI.
“Kita menyadari bahwa pada penghujung akhir tahun lalu, saham TPIA sempat disuspen. Tapi setelah itu, setelah Natal, itu kembali dapat diperdagangkan,” kata dia.
Mengingat kembali, Desember lalu BEI menghentikan sementara perdagangan saham atau suspensi pada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) karena mengalami peningkatan harga saham secara kumulatif.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, langkah tersebut dilakukan dalam rangka cooling down sebagai perlindungan investor khususnya pemegang saham TPIA.
“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada perdagangan tanggal 22 Desember 2023,” tulis manajemen BEI, Jumat (22/12).
Mengutip situs RTI, saat itu saham TPIA selama sebulan terbang sebesar 104,7% sementara selama sepekan naik 19,17%. Adapun kapitalisasi pasar TPIA mencapai Rp 508,26 triliun.
Namun, bak membalikkan telapak tangan, kemarin, Selasa, (9/1/2024), Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memimpin koreksi saham Prajogo pada sesi I dengan ambruk 15,64% ke posisi Rp 4.450/unit.
Hari ini, TPIA tercatat terkoreksi -5,21% ke angka Rp4.000 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp346,05 triliun.