Jakarta, CNN Indonesia — Putri sulung almarhum Presiden ke-4 Indonesia Abdurahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid menjadi saksi pernyataan ayahnya ketika menyikapi konflik internal PKB yang terjadi pada 2008 silam.
Gus Dur, lanjut Alissa, sempat berbicara kepadanya bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin telah merebut PKB, sehingga tak bisa dibiarkan.
“Saya memang tidak pernah terlibat masuk di PKB. Tapi saya jelas mengingat betul ucapan #GusDur langsung kepada saya: ‘Imin merebut PKB dan tidak bisa dibiarkan’,” kenang Alissa mengikuti pernyataan Gus Dur kala itu yang diunggah di akun media sosial X, @alissawahid, Selasa (5/9) malam.
Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com pada Rabu (6/9), Alissa mengizinkan untuk mengutip cuitan tersebut.
Dalam unggahan selanjutnya di akun media sosialnya tersebut, Alissa mengaku bukan sekali almarhum ayahnya mengatakan hal tersebut padanya. Terakhir, kata dia, sekitar tiga pekan sebelum wafat pada Desember 2009.
Pengakuan dari Gus Dur kepada anaknya itu kemudian Alissa tuangkan dalam tulisan blognya dengan judul Bapakku bukan Perekayasa Konflik.
Lebih lanjut, Alissa meminta Cak Imin untuk berhenti mengeluarkan pernyataan yang tak jujur terkait konflik dengan Gus Dur kala itu hanya demi keuntungan PKB-nya.
“Smp saat ini problem saya hanya ini kok : masih jualan GusDur tapi tidak mengakui mengkhianati GusDur, dg gunakan macam² narasi,” tulis Alissa.
Ia juga meminta Cak Imin mengakui sempat menyakiti Gus Dur. Bahkan, Alissa menjadi saksi konflik tersebut berdampak pada kesehatan Gus Dur kala itu.
“Stop jualan #GusDur buat mencari dukungan publik. Toh sudah merasa sukses. Sudah itu saja,” demikian rangkaian cuit dari pentolan Jaringan Gusdurian itu.
Bukan hanya Alissa, adiknya yakni Yenny Wahid pun menyanggah pernyataan terbaru Cak Imin terkait konflik internal PKB pada 2008 silam.
Yenny yang merupakan putri kedua Gus Dur menyatakan saat itu sudah jelas bahwa ayahnya dikudeta dari PKB.
Konflik internal PKB sempat terjadi antara barisan pendukung Gus Dur dan barisan pendukung Cak Imin kala itu.
Konflik kedua kubu pun berujung pada digelarnya Musyawarah Luar Biasa (MLB) oleh dua kubu. Kubu Gus Dur menggelar MLB di Pesantren Ashriyah Nurul Iman, Bogor pada 30 April-1 Mei 2008. Sementara barisan Cak Imin menggelar MLB di salah satu hotel kawasan Ancol, Jakarta Utara, pada 2-4 Mei 2008.
Baru-baru ini Cak Imin membantah anggapan yang menyebut dirinya berkhianat terhadap Gus Dur di PKB. Cak Imin menilai narasi itu selalu berkembang setiap lima tahun saat pemilu.
“Selalu muncul, setiap pemilu selalu dimunculkan, dibesarkan, tentu musiman lah saya bilang. Tetapi tuduhan saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan,” kata Cak Imin dalam tayangan wawancara khusus bersama Mata Najwa, Senin (4/9).
Cak Imin bahkan mengatakan ada narasi yang menyebut dirinya mengkudeta Gus Dur. Alih-alih mengkudeta, ia mengklaim bahwa dirinya adalah korban kudeta saat diberhentikan sebagai Ketua Umum PKB.
“Bahkan ada yang bilang saya kudeta, yang benar adalah justru saya dikudeta, dikudeta oleh orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya,” katanya.
Cak Imin telah dideklarasikan sebagai bakal cawapres mendampingi Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Keduanya didukung koalisi NasDem dan PKB. Deklarasi pasangan ini digelar di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9).
(rzr/kid)