– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada penutupan perdagangan sesi I Senin (8/5/2023), di tengah turunnya cadangan devisa (cadev) Indonesia.
Hingga puku 12:00 WIB, IHSG turun tipis 0,02% ke posisi 6.786,34. IHSG belum bangkit dari zona psikologis 6.700 pada hari ini.
Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -9,59 | 5.150 | -1,44% |
Telkom Indonesia | TLKM | -8,84 | 4.100 | -1,68% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | -5,69 | 3.420 | -5,26% |
Kalbe Farma | KLBF | -3,60 | 2.080 | -3,26% |
Astra International | ASII | -1,22 | 6.125 | -0,41% |
Sumber: Refinitiv
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, yakni sebesar 9,59 indeks poin.
Terakhir, ada saham PT Astra International Tbk (ASII) yang memberatkan indeks sebesar 1,22 indeks poin, meski koreksinya kurang dari 0,4%.
IHSG terkoreksi terjadi setelah data cadangan devisa terpantau menurun pada April 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 tetap tinggi sebesar US$ 144,2 miliar. Posisi ini sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2023 sebesar US$ 145,2 miliar.
“Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional,” Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin (8/5/2023).
Menurutnya, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selain itu, koreksinya IHSG terjadi meski perekonomian Indonesia pada kuartal I-2023 juga masih tumbuh di kisaran 5%.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh 5,03% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,02%.
Namun secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi RI mengalami kontraksi nyaris 1%, atau tepatnya sebesar 0,92%, dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 yang tumbuh 0,32%.
Meski begitu, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih konsisten di kisaran 5%.
“Tren pertumbuhan ekonim tahunan selalu menunjukkan perekonomian kita masih stabil, mulai dari kuartal IV-2021 sampai dengan kuartal I-2023 perekonomian kita tumbuh pada level 5% ke atas,” papar Edy, dalam rilis data PDB, Jumat (5/5/2023).
Sepertinya, investor yang masih cenderung wait and see membuat IHSG masih cenderung mendatar pada hari ini.